Mengatasi Keterpencilan

Pembangunan Jembatan Gantung guna membuka jalur akses ke dusun Manyampa

Mengurai Benang Kusut

Telah ditemukan permasalahan adanya indikasi penyalahgunaan dana BLM dalam kegiatan UEP dan SPP oleh pengurus UPK di Kecamatan Liukang Tupabbiring

Sunatan Massal

Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, mengelola dana perguliran Rp.1.097.605.000. Pada Tahun Buku 2012 memperoleh surplus Rp.89.855.000.

57 Jam Mengarungi Perairan Makassar

Perjalanan Ke Pulau terluar Kabupaten Pangkep

Minggu, 27 Oktober 2013

STRATEGI PENGEMBANGAN DANA SPP/UEP PNPM-MPd

Kemiskinan adalah ketidak mampuan seseorang atau masyarakat, terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar, sementara kesenjangan adalah ketidak merataan akses terhadap sumber ekonomi yang dimiliki dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
Dalam memberikan dukungan terhadap Masalah tersebut maka PNPM Mandiri Perdesaan salah satu kegiatannya adalah pengelolaan dana bergulir yang memberikan kemudahan bagi RTM untuk mendapatkan permodalan dalam bentuk kegiatan SPP(Simpan Pinjam Khusus Perempuan).
Kegiatan SPP, sering menjadi perbincangan yang menjurus pada keengganan UPK (Unit Pengelola Kegiatan) dan Pelaku yang ada di desa untuk mengelola dana SPP, sering dijumpai beberapa UPK kurang menyerap dua Puluh Lima persen dari dana BLM untuk kegiatan permodalan setiap tahunnya, ini dapat terlihat pada beberapa UPK yang sudah beberapa tahun terbentuk, tidak juga terlihat perkembangan yang signifikan dalam pengelolaan permodalan,justru yang menonjol adalah kegiatan fisik, padahal di petunjuk teknis kegiatan fisik harus mendukung kegiatan ekonomi, jika diterjemahkan secara bebas, kegiatan fisik  merupakan stimulan bagi kegiatan ekonomi, tetapi kadang relitasnya terbalik.
Para pelaku di desa dan kecamatan, kadang takut direpotkan oleh masalah pengelolaan SPP(Tunggakan), apalagi jika ditambah dengan tekanan dari atas, yang hanya dapat melakukan instruksi penyelesaian masalah, tetapi kurang memberikan solusi  penyelesaian, menambah keenganan untuk mengelola SPP
Kemajuan UPK, dapat ditandai dari seberapa banyak dana yang dikelola untuk penyediaan permodalan bagi masyarakat, bukan ditandai oleh sedikitnya tunggakan, sudah menjadi hukum alam, semakin besar permodalan maka akan semakin besar juga resiko tunggakan yang ada, tingal bagaimana cara untuk menyelesaikan tunggakan Beberapa tips, dalam pengelolaan permodalan  yaitu:


Menetapkan Tujuan
Memulai kerja-kerja pemberdayaan kita harus berani menetapkan tujuan sebelum upaya mencapainya, semakin sulit suatu tujuan berarti semakin banyak usaha yang harus di lakukan untuk mencapainya, hampir seluruh keberhasilan selalu dimulai dengan tujuan yang menekankan seluruh ambisi, tujuan yang ambisius akan membantu memfokuskan energi, kemampuan dan tindakan secara optimal
Tujuan pemberdayaan di PNPM-MPd hampir terkaburkan, dengan di tetapkannya asumsi bahwa UPK tampa Tunggakan adalah UPK terbaik, tampa pernah melihat kenapa sampai terjadi tunggakan dan apakah tunggakan tersebut dapat mematahkan pencapaian tujuan, beberapa UPK yang disinyalir banyak tunggakan, tetapi masih juga mempunyai surplus dan membagi hasil berupa dana sosial ke masyarakat,karena giatnya melakukan perguliran
kepada masyarakat, justru UPK tampa tunggakan perlu dipertanyakan, karena kelompok sasaran UPK adalah warga RTM, yang belum berdaya dalam penyediaan kebutuhan dasar keluarga (masih dibawa garis kemiskinan) wajar jika sebagian belum mampu mengembalikan secara tepat waktu.
Ataukah pola pendampingan yang belum kena dengan situasi lokal yang ada, sehingga masyarakat sering dikambing hitamkan, tampa pernah menengok apa yang  sudah lakukan untuk meningkatkan martabat Masyarakat, yang jelas “jangan takut akan masalah tapi takutlah ketika kita tidak melangkah” untuk memecahkan persoalan yang ada di masyarakat.

Bersiap atau Mati
Mempersiapkan modal dengan menyerapan dana dua puluh lima persen dari BLM setiap tahun perlu diseriusi dengan cara mempersipkan,melatih dan pendampingan kelompok,  semakin besar modal yang ada di UPK maka akan semakin banyak masyarakat yang mendapatkan manfaat untuk mendapatkan modal usaha.
Semakin banyak modal yang ada, maka semakin besar juga intensif pengurus UPK, indikatornya adalah besaran modal yang di kelola, jika modal yang dikelola tidak berkembang, bisa saja pokok (modal), akan termakan oleh operasional, jika ini terjadi maka UPK akan sulit berkembang dalam meningkatkan pelayanan ke masyarakat dan secara berlahan akan mati
Selalu bersiap untuk memperbaiki pola pendampingan, dalam penyerapan dana SPP, harus dilakukan setiap saat, jangan menunggu fase out baru menyesal dan berfikir dimana mendapatkan suntikan dana sebagai modal, pengembangan ekonomi Masyarakat   

Komitmen dan Kejujuran
Pendekatan pada pengembangan masyarakat yang digariskan  harus mengidentifikasi sumber komitmen secara kuat berkomitmen dan berbuat jujur, bukanlah persoalan gampang kadang kejujuran dan komitmen seperti memakan buah yang pahit, apalagi ketika godaan uang yang ada di hadapan, siapapun dia, bergelar apapun dia,(akademis atau agamawan) tampa iman dan komitmen maka kerja-kerja pelayanan pemberdayaan masyarakat akan berantakan
Seorang pemberdayaan yang tidak  kuat berkomitmen terhadap pengembangan masyarakat dan hanya melakukannya sebagai sebuah pekerjaan tampaknya tidak mungkin cukup berhasil disiplin untuk memberlakukan kejujuran dan Komitmen dalam pengelolaan keuangan harus di kedepankan, sekian banyak bukti, keterpurukan sebuah negara, hampir dipastikan karena ketidak jujuran dan komitmen dari rakyat  dan pemimpin itu sendiri.
Imam Ali mengatakan untuk membangun peradaban hanya diperlukan dua syarat yaitu, pemimpin yang jujur dan rakyat yang jujur, ketika salah satu rusak maka peradaban untuk menuju ke masyarakat madani mustahil akan tercapai, ini mengisyaratkan betapa pentingnya kejujuran dan harus dimulai dari para pelaku itu sendiri, kita tidak bisa  mengharapkan kejujuran dari kelompok peminjam, ketika para pelaku di desa dan kecamatan tidak berlaku jujur.

Fleksibilitas
Dalam penerapan strategi, seorang pelaku harus fleksibel (dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan), ketika berbagai upaya yang dilakukan tidak memperoleh kemajuan, maka seorang pelaku harus berpikir untuk mencari jalan keluar, Jangan Terpaku pada satu gaya,tetapi kadang juga kita harus menyerempet petunjuk teknis, karena bagaimanapun juga PTO selalu berbicara global, tidak spesifik dalam penanganan masalah, tetapi Bukan juga berarti bahwa fleksisibilitas harus menghalalkan segala cara, etika dan kreatifitas harus bersanding yang diharap akan melahirkan energi positif dalam membangun kerja-kerja pemberdayaan, maka fleksibilitas dalam menangani masalah untuk menghindari Jalan buntu,harus senantiasa disiapkan.

Jangan Pernah berhenti belajar
Paulo Ferire mengatakan Belajar adalah peningkatan pemahaman dan pengetahuan yang berlangsung secara terus menerus berkaitan dengan kehidupan sebagai suatu proses yang dilakukan secara sadar, apa yang dilakukan selalu mengandung unsur belajar, apa yang dipikirkan masa lalu dan apa yang kita harus lakukan masa kini, serta apa yang kita rencanakan untuk masa depan semuanya adalah proses belajar, dengan langsung melakukan
Pendidikan merangsang diambilnya suatu tindakan, kemudian tindakan itu direfleksikan kembali, dan dari refleksi itu diambil tindakan baru yang lebih baik, demikian seterusnya, sehingga proses belajar merupakan daur bertindak dan berpikir yang berlangsung terus menerus sepanjang hidup Bagi freire belajar harus berorientasi kepada pengenalan realitas diri manusia dan dirinya sendiri.
Maka apapun tindakan kita dalam melakukan pemberdayaan di masyarakat, pasti mempunyai celah kelemahan, celah kelemahan itulah yang akan kita benahi, dan ketika kita sudah benahi maka akan muncul celah yang baru, maka proses belajar tidak akan pernah berhenti menuju kepada perbaikan yang terus menerus untuk mengangkat harkat dan martabat Masyarakat, sesuai tujuan PNPM-MPd, membuka akses Masyarakat untuk mandiri dan bermartabat.
 

Jumat, 25 Oktober 2013

AIR MENGALIR SAMPAI “DAPUR”

Perempuan dan anak-anaklah yang paling menderita dan merasakan kesulitan ketika air bersih langka diperoleh. Lebih-lebih kalau sumbernya jauh dari pemukiman. Itulah sebabnya kelompok perempuan Desa Bantingmurung, Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep, kukuh mempertahankan usulan priotasnya, yakni Pengadaan Air Bersih Perpipaan 

Kekurangan air bersih, menghabiskan waktu dan tenaga yang cukup untuk mendapatkannya. Kekurangan air bersih juga mempengaruhi perilaku tidak sehat. Untuk mendapatkan air bersih, terutama pada musim kemarau, perempuan dan anak-anak di desa ini, berjalan kaki ke lokasi sumber air yang ada di perbukitan lebih kurang 2 Km, jarak yang cukup jauh.

Di penghujung tahun 2012 lalu, masyarakat merampungkan pembangunan perpipaan gravitasi air bersih, usulan perempuan di desa ini. PNPM Mandiri Perdesaan memberikan bantuan sebesar Rp.245.000.000 , Swadaya masyarakat Rp.2.082.000 juta.

Dana tersebut digunakan untuk membangun jaringan perpipaan sepanjang 2700 meter, dengan menggunakan pipa galvanis. Tiga buah bak penampungan dan distribusi berkapasitas masing-masing 3300 liter. Kini penduduk desa sudah tidak sulit lagi mendapatkan air bersih. Bahkan air sudah mengalir sampai “dapur”
Tim Pemelihara juga sudah dibentuk. Belum jelas arah untuk  mengatur pemanfaatan dan pemeliharaannya. Kepala Desa perlu segera menyusun Perdes Tentang pemanfaatan dan pelestariannya untuk menjamin air mengalir terus sampai “dapur”. 



(Dikumpulkan dan ditulis oleh : FK, FT dan Faskab)