Minggu, 15 September 2013

57 Jam Mengarungi Perairan Makassar

Uang di dompet tersisa Rp.147.000. setelah menggunakannya Rp.2.843.000. Saya tidak  ikut bersama rombongan Bupati ke Lombok. Takut terlantar di Lombok karena tidak cukup transportasi kembali ke Makassar. Lebih efektif dan lebih efisien ikut rombongan Kades Balo-Baloang karena sekalian melakukan supervisi pelaksanaan kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan pada desa-desa yang ada di wilayah timur

Berlayar dengan “jolloro” dari P. Sapuka ke P.Langkuitan selama 5 jam. Pulau ini berpenduduk kl. 770 jiwa dan 249 KK.  TA. 2008 mendapatkan bantuan Jalan Paving 600 m dengan dana sebesar Rp. 216.372.800. dan TA. 2010 dana pasca krisis untuk pengadaan Mesin Genset sebesar Rp.153.648.200. Kedua kegiatan tersebut terawat dengan baik.  Sayangnya kedua kegiatan tsb tidak dipasangi prasasti.
Dari P.Langkuitan ke P. Balo-Baloang, perjalanan 6,5 jam. Pulau Balo-Baloang merupakan Ibukota Desa. Pulau ini berpenduduk kl. 800 jiwa dengan kl. 230 KK. TA. 2007 mendapatkan alokasi bantuan 4 unit MCK, Rp.60.313.400 dan Mesin Genset 60 KVA Rp.131.579.000.  TA. 2008 mendapatkan alokasi SPP 2 kelompok sebesar Rp.50.000.000. Hasil-hasil kegiatan tersebut sampai saat ini masih dimanfaatkan oleh masyarakat, termasuk kelompok SPP sangat lancar dan bahkan mendapatkan perguliran  4 kelompok.



Best Practice
Dua pulau yang mendapatkan bantuan Mesin Genset 60 KVA, yaitu P.Langkuitan dan P.Balo-baloang. Pemanfaat pada kedua pulau tsb, kl 430 rumah tangga.  Seringkali terjadi kerusakan dan tekor penggunaan bahan bakar sehingga mesin tidak beroperasi beberapa hari, karena tidak ada dana cadangan untuk perawatan atau menutupi  bahan bakar. Belajar dari pengalaman tsb, dibuatlah  ketentuan iuran pengelolaan perbulan, sbb :
Rumah tangga yang memakai kulkas, TV, dan mesin air Rp.70.000/bulan, tanpa mesin air Rp.65.000, TV saja Rp.50.000, normal Rp.25.000. dan janda miskin gratis.
Di Pulau Langkuitan, ada 7 pengusaha BBM secara bergilir setiap bulan menjadi pemasok bahan bakar genset. Harga solar dijual umum Rp.8.000-Rp.9.000. Tapi untuk Genset Listrik desa pemasok menjual Rp.6.500.  Setelah ketentuan ini dijalankan, listrik tidak pernah mati lagi dan sudah ada saldo antara minimal Rp.200.000/bulan.

Manajemen Pengelolaan masih lemah
Belum ada regulasi desa yang mengatur tentang pengelolaan listrik di desa ini, yang ada hanya ketentuan-ketentuan lisan yang disepakati dalam musyawarah.  Hal ini berdampak pada lemahnya manajmen pengelolaan, organisasi dan pengawasan. Hanya ada 1 orang penanggungjawab yang mengurusi segalanya dan 1 orang teknisi merangkap operator yang digaji Rp.500.000/bulan.
Tidak ada pencatatan sebagai control seperti buku kas umum, bukti-bukti penerimaan iuran bulanan, dan bukti-bukti pengeluaran tidak tercatat. Ketua BPD, M. Sadiq  dan Kades Muhammad Rewa prihatin dengan kondisi ini, lalu memfasilitasi musyawarah desa membicarakan kepengurusan, permasalahan-permasalahan dan langkah-langkah perbaikan. Rapat memutuskan perlunya disusun Perdes Pengelolaan Listrik Desa.

Supervisi Perencanaan TA. 2013
1. Pekerjaan Paving Blok 512 m TA.2012, Rp.175.360.700., sudah dilaksanakan MDST, namun belum dipasangi prasasti
2. Desa Balo-Baloang mendapatkan alokasi dana kegiatan pekerjaan Paving Blok Rp.236.048.600. Kegiatan ini merupakan pengadaan paving sebanyak  67.500 biji (20x12x8 cm) campuran 1 : 3 TA. 2013.  FK dan FT perlu melakukan pengawasan pekerjaan paving supaya betul-betul dikerjakan sesuai ketentuan (menggunakan campuran 1 : 3).

3. Di Desa Sabalana Pekerjaan Buis Beton untuk Pemecah Ombak sebanyak  350 buis, menggunakan papan bakesting sebanyak 44.80 meter kubik atau setara dengan 2.777 lembar papan. FK dan FT perlu melakukan pengendalian bahan bakesting dengan membuat perjanjian kontrak dengan suplier untuk mengatur penyaluran dan penggunaan material tersebut.
Pemenang Lelang sudah mempersiapkan pembuatan paving blok dimensi 20 x 12 x 8 cm. Menggunakan campuran 1 : 3 


Penulis : Syafruddin Hebbu

0 komentar:

Posting Komentar